Al-Islam dan Kemuhammadiyahan: Pengetahuan dan Islam Bagian 1
Penulis : Galih Prakoso, S.Si.
Pendahuluan
Islam adalah agama yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang mendorong umat manusia untuk menggunakan akal, merenungkan ciptaan-Nya, dan mencari pengetahuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan di dunia dan akhirat. Dalam konteks Muhammadiyah, sebuah gerakan pembaruan Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Indonesia, aspek pengetahuan ini memiliki peran sentral dalam membentuk masyarakat yang berkemajuan, mengedepankan pendidikan, kesehatan, dan keadilan sosial.
Pengetahuan dalam Islam
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Dalam surah Al-‘Alaq: 1-5, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca (iqra). Ayat ini sering ditafsirkan sebagai dorongan untuk menuntut ilmu dan membaca tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Rasulullah SAW juga bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah). Ini menegaskan bahwa pencarian ilmu merupakan bagian integral dari kehidupan beragama seorang Muslim.
Islam memandang ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kehidupan umat manusia. Pengetahuan dibagi menjadi dua kategori: ilmu agama dan ilmu umum. Ilmu agama mencakup pengetahuan tentang Al-Qur’an, hadits, fikih, dan akhlak. Ilmu umum meliputi sains, teknologi, kedokteran, dan berbagai disiplin ilmu lainnya yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Keduanya harus dipelajari dan diamalkan secara seimbang.
Pada masa kejayaan Islam, umat Muslim memimpin dunia dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina (Avicenna), Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi adalah contoh cendekiawan Muslim yang berkontribusi besar terhadap peradaban dunia. Ilmu yang mereka kembangkan tidak hanya bermanfaat bagi dunia Islam tetapi juga memberikan dasar bagi ilmu pengetahuan modern.
Sejarah mencatat bahwa kemajuan peradaban Islam pada masa lalu tidak lepas dari semangat umat Islam dalam menuntut ilmu. Pada masa tersebut, pengetahuan dianggap sebagai cahaya yang menerangi kehidupan manusia dan merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, untuk mengembalikan kejayaan tersebut, umat Islam harus kembali menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan.