Menjadi Pemimpin Berspirit Surah Al-Ma’un di Era Modern Bagian 2
Penulis : Galih Prakoso, S.Si.
Surah Al-Māʿūn menekankan aspek sosial dalam Islam, terutama pentingnya perhatian terhadap kaum miskin dan anak yatim serta menjauhi sikap yang hanya berorientasi pada formalitas ibadah. Dalam konteks menjadi pemimpin di era ini, spirit dari Surah Al-Māʿūn dapat diteladani dengan:
- Peduli Sosial: Menjadikan kepedulian terhadap kaum lemah sebagai prioritas kebijakan dan tindakan, seperti pengentasan kemiskinan dan perlindungan anak yatim.
- Kejujuran dan Integritas: Meninggalkan sikap berpura-pura dalam ibadah dan memperjuangkan keadilan bagi semua lapisan masyarakat.
- Memberdayakan Umat: Membina masyarakat agar mandiri melalui pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan solidaritas.
Dalam dokumen “Buku Ajar Kemuhammadiyahan 2018”, dinyatakan bahwa Muhammadiyah memaknai Surah Al-Māʿūn sebagai dasar teologi yang mendorong amal nyata untuk mengentaskan kemiskinan, menyediakan layanan kesehatan, dan menciptakan lembaga pendidikan. Selain itu, dokumen lain juga menyoroti pentingnya pendekatan berbasis rahmatan lil ‘alamin dalam dakwah Muhammadiyah, sebagaimana diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan.
Dalam konteks modern, pemimpin Muhammadiyah tetap menanamkan nilai ini melalui program seperti Lazismu untuk pemberdayaan zakat, serta amal usaha di bidang pendidikan dan kesehatan. Semangat ini mengacu pada panduan yang termaktub dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, yaitu menghidupkan amal uswah hasanah dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
Tantangan Pemimpin di Era Modern
- Teknologi dan Informasi: Pemimpin harus mampu menggunakan teknologi untuk mendukung transparansi dan partisipasi masyarakat, namun juga harus bijak menghadapi arus informasi yang dapat memicu polarisasi.
- Kesenjangan Sosial: Di tengah era globalisasi, kesenjangan ekonomi semakin nyata. Pemimpin harus bekerja keras untuk menciptakan kebijakan yang adil dan merata.
- Krisis Moral dan Etika: Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan praktik manipulatif menjadi tantangan serius. Pemimpin dengan spirit Al-Ma’un harus menjadi teladan dalam menjunjung tinggi nilai moral.
Kesimpulan
Menjadi pemimpin berspirit Surah Al-Ma’un adalah menjalankan kepemimpinan dengan nilai keadilan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Pemimpin seperti ini tidak hanya mengutamakan kepentingan duniawi, tetapi juga memandang kepemimpinannya sebagai ladang amal untuk akhirat. Dengan menerapkan nilai-nilai ini, seorang pemimpin dapat menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadaban di era modern.
“Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al-Ma’un: 4-7).