Terobosan Kiai Dahlan dalam Integrasi Ilmu Agama & Ilmu Sains Bagian 1
Penulis : Galih Prakoso, S.Si.
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah sosok pembaharu yang memiliki visi jauh ke depan dalam memadukan ilmu agama dan ilmu sains. Dalam konteks pergulatan modernisasi dan tantangan umat Islam pada awal abad ke-20, Kiai Dahlan hadir dengan gagasan revolusioner yang mengharmoniskan dimensi spiritual dan intelektual. Gagasannya tidak hanya relevan pada masanya tetapi juga menjadi inspirasi hingga kini.
Latar Belakang Pemikiran Kiai Dahlan
Pada masa hidupnya, Kiai Dahlan melihat kesenjangan besar antara pemahaman agama dan perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam. Banyak umat yang memahami agama secara tekstual dan ritualistik, tanpa menyadari pentingnya ilmu sains dalam menjawab tantangan kehidupan. Sebaliknya, sebagian kalangan yang menguasai ilmu sains cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritual.
Mengambil inspirasi dari Al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang mendorong penggunaan akal dan pemikiran kritis, Kiai Dahlan menegaskan bahwa ilmu agama dan ilmu sains bukanlah dua entitas yang bertentangan, melainkan saling melengkapi. Salah satu ayat yang menjadi landasan penting adalah:
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
Ayat ini menegaskan pentingnya refleksi terhadap fenomena alam sebagai bentuk ibadah dan sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Implementasi Gagasan Integrasi
- Pendidikan Modern ala Muhammadiyah
Kiai Dahlan mendirikan sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum secara bersamaan. Pada saat itu, ini merupakan terobosan besar karena pendidikan Islam tradisional umumnya hanya berfokus pada ilmu-ilmu agama seperti fiqih, tafsir, dan hadits. Di sekolah Muhammadiyah, siswa diajarkan:
- Ilmu agama, seperti tafsir, akhlak, dan tauhid, untuk membentuk moral dan spiritualitas.
- Ilmu sains, seperti matematika, fisika, dan biologi, untuk menghadapi tantangan zaman dan membangun kehidupan yang lebih baik.
Dengan pendekatan ini, Kiai Dahlan ingin mencetak generasi Muslim yang tidak hanya saleh secara pribadi tetapi juga berkontribusi pada kemajuan masyarakat.
- Penguatan Konsep Amal Sosial
Kiai Dahlan memahami bahwa ilmu sains memiliki peran besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Oleh karena itu, ia mendorong pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk mendukung kegiatan sosial, seperti layanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur.
- Pengamalan Nilai-nilai Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari
Kiai Dahlan sering mengajarkan tafsir Al-Qur’an dengan pendekatan kontekstual, menghubungkan nilai-nilai agama dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu contoh adalah pemahamannya terhadap ayat “Barangsiapa yang memberikan kehidupan kepada satu jiwa, maka seolah-olah dia telah menghidupkan seluruh manusia.” (QS. Al-Maidah: 32). Ayat ini dijadikan landasan untuk membangun rumah sakit dan layanan kesehatan sebagai wujud nyata amal ibadah.