Dosen Fisika UAD menempuh studi PhD di Taiwan
Bagus Haryadi adalah dosen program studi Fisika, Universitas Ahmad Dahlan yang saat ini sedang menempuh program PhD di Medical Information Technology Laboratory, National Dong Hwa University (NDHU), Taiwan. Dia mendapatkan beasiswa dari NDHU pada Fall semester 2016. Meskipun mendapat beasiswa dari NDHU, namun UAD yang sangat mendorong para dosennya untuk studi ke luar negeri, memberikan dukungan yang sangat besar baik moral maupun finansial untuk studi lanjutnya.
Pada awalnya dia mengajukan beasiswa di universitas tersebut secara individu, tanpa melampirkan MoU, hingga mendapatkan beasiswa dari NDHU. Namun pada tahap berikutnya, NDHU ternyata mewajibkan mahasiswa penerima beasiswa NDHU untuk memperbaharui kontrak beasiswanya setiap semester. Oleh karena itu, peran MoU UAD dan NDHU akan sangat membantu dalam mendapatkan beasiswa setiap semesternya. Ada beberapa tipe beasiswa yang ditawarkan, yaitu tipe A (Full scholarship, terdiri dari tuition fee dan biaya hidup), tipe B (tuition fee saja) dan tipe C (50% tuition fee). ”Saya berharap bisa selalu mendapatkan beasiswa tipe A setiap semester, apalagi ini bagian dari implementasi kerjasama UAD dan NDHU” katanya.
Harapannya yang lain adalah MoU tidak cukup hanya dengan keluarnya surat kesepakatan, namun lebih jauh pemanfaatannya harus mampu meningkatkan kiprah UAD beserta civitas akademiknya untuk berkiprah di dunia pendidikan internasional. Hal-hal yang lain yang bisa dikembangkan dalam realisasi MoU antara lain kegiatan seminar bersama, joint research and publication, serta lecturer exchange. Selain itu, MoU antara kedua belah pihak bisa mendorong mahasiswa UAD untuk mengikuti program internasional melalui program Joint Degree maupun Credit Transfer. Jika keterbatasan bahasa masih menjadi kendala, maka program pertukaran budaya atau bridging program dapat dilakukan, sehingga mahasiswa tertarik untuk mengikutinya.
Dia menambahkan, ”Masalah umum yang dihadapi saat belajar disini adalah komunikasi, karena bahasa yang digunakan dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari sebagian besar menggunakan bahasa Cina, kecuali beberapa program studi yang menggunakan bahasa Inggris secara penuh dalam proses pembelajarannya, seperti departemen pendidikan”. Namun demikian, saya percaya kerjasama ini membuka kesempatan sangat lebar bagi akademisi UAD dan juga alumninya untuk menguasai bahasa internasional. Sebagaimana kita tahu bahwa bahasa Cina adalah bahasa yang termasuk luas pengunaannya di seluruh dunia. ” Untuk mahasiswa internasional diwajibkan mengambil mata kuliah fundamental chinese di semester 1 dan 2”, lanjutnya.
Lebih jauh dia mengatakan bahwa bagi dosen, karyawan, mahasiswa dan alumni UAD yang bermaksud melanjutkan kuliah di universitas mitra UAD di Taiwan agar mempersiapkan diri untuk belajar bahasa Cina terlebih dahulu, paling tidak untuk komunikasi sehari-hari. Hal itu akan sangat membantu dalam proses adaptasi di Taiwan.
Sebagai mahasiswa international, Pak Bagus selain aktif mengikuti kuliah reguler di kelas dan melakukan riset di laboratorium, juga aktif di kegiatan perhimpunan mahasiswa internasional seperti PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) NDHU dan FORMMIT (Forum Mahasiswa Muslim Indonesia Taiwan ). Dia juga aktif di kegiatan PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) Taiwan.